landasan teori Arthropoda
A.
Judul
Phyllum
Arthropoda
B.
Tujuan
Kegiatan
praktikum ini bertujuan agar mahasiswa dapat :
1. Mengenal
keanekaragaman hewan Arthropoda
2. Mengamati
morfologi dan struktur tubuh hewan Arthropoda
3. Mengelompokkan
hewan-hewan ke dalam classis yang berbeda berdasarkan persamaan dan perbedaan
ciri
4. Mengamati
dan mengidentifikasi ciri-ciri khas setiap classis
C.
Landasan
Teori
Arthropoda
berasal dari bahasa yunani yaitu arthros,
sendi dan podos, kaki. Oleh karena
itu ciri utama hewan yang termasuk dalam phyllum ini adalah kaki yang tersusun
atas ruas-ruas. Jumlah species anggota phyllum ini adalah terbanyak
dibandingkan phyllun lainnya, yaitu lebih dari 800.000 species. Habitat hewan
anggota phyllum Arthropoda di air dan darat. Di air dapat mencapai kedalaman
lebih dari 6000 meter, sedangkan di darat dapat mencapai ketinggian lebih dari
7000 meter. Sifat hidup Arthropoda bervariasi, ada yang hidup bebas, tetapi ada
juga yang bersifat parasit pada organisme lain (Kastawi, 2005).
Secara umum,
berikut anatomi dan morfologi Arthropoda :
1. Pembagian
tubuh
Moyang (Anchestor) Arthropoda
kemungkinan seperti Annelida yang memiliki dinding tubuh berotot dan tubuh
tidak terbagi menjadi daerah tertentu. Pada Crustacea, Insecta, Chilopoda dan
Diplopoda tubuh dibedakan menjadi 3 daerah yang jelas yaitu kepala, dada dan
abdomen ; atau kepala dan dada bergabung menjadi cephalothorax. Ukuran dan jumlah segmen setiap pembagian tubuh
tersebut berbeda di dalam kelompok dan berhubungan erat dengan lingkungan dan
aktivitas setiap species (Kastawi, 2005).
2. Rongga
tubuh
Rongga tubuh Arthropoda bukan coelom
sebenarnya, tetapi terisi dengan darah sehinggga dikenal sebagai homocoel. Coelom sebenarnya hanya ada
terdapat pada masa embrio yaitu berupa rongga yang terletak di dalam segmen
mesodermal. Sedangkan pada saat hewan dewasa, coelom sebenarnya terbatas untuk
rongga dari organ-organ reproduksi dan organ-organ eksresi tertentu (Kastawi, 2005).
3. Eksoskeleton
Tubuh Arthropoda sepenuhnya ditutupi
oleh kutikula, suatu eksoskeleton yang terbuat dari lapisan-lapisan protein dan
polisakarida bernama kitin. Kutikula bisa tebal dan keras pada beberapa bagian
tubuh maupun setipis kertas dan fleksibel di bagian-bagian yang lain, misalnya
di buku-buku. Eksoskeleton yang kaku melindungi hewan dan menyediakan titik
perlekatan bagi otot-otot yang menggerakkan tonjolan. Namun itu juga berarti
bahwa Arthropoda tidak bisa tumbuh tanpa mengganti eksoskeletonnya dan
menghasilkan eksoskeleton yang lebih besar. Proses pergantian eksoskeleton (molting) ini boros energi. Arthropoda
yang sedang atau baru saja berganti eksoskeleton juga rawan terhadap predasi
dan bahaya-bahaya lain hingga eksoskeleton nya yang baru dan lunak telah
mengeras (Campbell, 2008).
4. Otot
Susunan otot yang menunjang pergerakan
Arthropoda berbeda dengan yang dimiliki Annelida. Pada Arthropoda otot silinder
terbagi menjadi berkas-berkas otot lurik yang terletak pada permukaan dalam
sistem kerangka. Otot terletak pada permukaan dalam eksoskeleton akibat adanya
sel-sel epidermis yang khusus. Pergangan dan pengkerutan antara keping-keping
tubuh diakibatkan oleh kontraksi otot dimana otot dan kutikula bekerja bersama seperti
suatu sistem pengangkat (Kastawi, 2005).
5. Sistem
saraf
Arthropoda memiliki sebuah otak dan
rangkaian saraf ventral yang pendek. Otak terdiri atas beberapa pasang ganglion
yang berfusi bersama. Otak dibedakan atas beberapa bagian yang dikenal sebagai
otak depan, otak tengah dan otak belakang. Tali saraf ventral biasanya terdiri atas
sejumlah masa jaringan saraf dan masing-masing terdiri atas beberapa pasang
ganglion (Kastawi, 2005).
6. Sistem
sirkulasi
Arthropoda memiliki sistem sirkulasi
terbuka (open circulatory system)
dengan cairan yang disebut hemolimfe didorong oleh jantung melalui
arteri-arteri yang pendek dan kemudian menuju ke ruang-ruang yang disebut sinus
di sekeliling jaringan dan organ (Istilah darah umumnya digunakan untuk cairan
dalam sistem sirkulasi tertutup). Hemolimfe masuk lagi ke dalam jantung
Arthropoda melalui pori-pori yang biasanya dilengkapi dengan katup. Sinus tubuh
yang terisi oleh hemolimfe secara kolektif disebut hemocoel, yang bukan bagian cari coelom (Campbell, 2008).
7. Sistem
respirasi
Respirasi dengan menggunakan paru-paru
buku, trakea atau dengan insang. Pada species terestrial bernapas dengan
menggunakan trakea atau pada Arachnida menggunakan paru-paru buku atau
menggunakan keduanya yaitu paru-paru buku dan trakea (Kastawi, 2005).
8. Sistem
pencernaan
Sistem pencernaan telah lengkap, terdiri
dari mulut, kerongkongan (esophagus),
tembolok (crop), lambung (gizzard), gastric caeca, usus (intestine),
rectum dan anus. Saluran pencernaan terdiri atas 3 daerah. Usus depan atau stomodeum dan usus belakang atau proctodeum merupakan daerah ektodermal
dan dilapisi dengan kitin. Usus tengah berasal dari mesoderm dan tidak dilapisi
kitin. Panjang, diameter dan pembagian saluran pencernaan menjadi berbagai
bagian berhubungan erat dengan kebiasaan makanan suatu species dan cukup berbeda
dalam kelompok yang berbeda (Kastawi, 2005).
9. Sistem
reproduksi
Sistem reproduksi Arthropoda umumnya
terjadi secara seksual. Namun ada juga yang secara aseksual, yaitu dengan
partenogenesis.
Partenogenesis adalah pembentukan
individu baru tanpa melalui fertilisasi (pembuahan). Individu yang dihasilkan
bersifat steril. Organ reproduksi jantan dan betina pada Arthropoda terpisah,
masing-masing menghasilkan gamet pada individu yang berbeda sehingga bersifat
dioceus (berumah dua). Fertilisasi terjadi secara internal. Hasil fertilisasi
berupa telur. Perkembangan individu baru terjadi secara langsung atau melalui
stadium larva (Adhi, 2008).
10. Sistem
eksresi
Sistem eksresi dengan kelenjar hijau
atau coxal, atau dengan saluran malpighi yang bersatu dengan usus.
Saluran-saluran malpighi bermuara pada saluran pencernaan dan limbahnya di
keluarkan melalui anus (Sutarno,dkk 2014).
Menurut Ammi, dkk (2011: 38), phyllum
ini dibagi dalam lima classis, yaitu :
1. Crustacea
(Crusta = kulit)
Hidup di air, bernapas dengan insang,
terdapat antena dua pasang pada bagian kepala, thorax beruas-ruas dengan jumlah yang berbeda, kaki terdapat satu
pasang pada setiap ruas tubuh dan jumlahnya banyak.
2. Chilopoda
(Cheilos = bibir dan pous = kaki)
Hidup di darat, bernapas dengan trakea,
terdapat antena satu pasang pada daerah kepala, seluruh tubuh bersegmen, tubuh
agak pipih dan memanjang, kaki satu pasang untuk setiap segmen.
3. Diplopoda
(Diplo = dua/ganda)
Terdapat antena satu pasang yang pendek,
seluruh tubuh bersegmen, bentuk relatif bundar dan memanjang, kaki terdapat dua
pasang pada setiap segmen, kecuali tiga segmen pada bagian anterior masing-masing
hanya terdapat satu pasang kaki.
4. Insecta
Hidup di darat, bernapas dengan trakea,
thorax terdiri dari tiga buah segmen (prothorax,
mesothorax dan metathorax). Kaki terdiri dari tiga pasang, kaki belakang lebih
besar dan panjang, terdiri dari coxa,
trochanter, femur, tarsus dan
pulvillus.
5. Arachnida
(Arachne = laba-laba)
Hidup di
darat, bernapas dengan trakea atau paru-paru buku, tidak mepunyai antena dan
sayap. Segmentasi tidak sempurna, kaki empat pasang pada daerah kepala dada.
Bagian tubuh terdiri dari kepala-dada (cephalothorax)
dan abdomen
bisakah penyji materi melampirkan daftar pustakanya?
BalasHapus