Hasil Observasi Ilmu Lingkungan mengenai Kualitas Air di Pondok Hijau Bandung

BAB II
Sanitasi dan Kualitas Air Aliran Sungai Pondok Hijau

2.1 Sanitasi Lingkungan di Sekitar Aliran Sungai
Sanitasi lingkungan adalah status kesehatan suatu lingkungan yang mencakup perumahan, pembuangan kotoran, penyediaan air bersih dan sebaginya (Notoadmojo, 2008). Sanitasi dan pengamanan air minum sangat penting dalam kehidupan manusia. Berbicara mengenai sanitasi dan pengamanan air minum, tentunya air yang bersih sangat didambakan setiap manusia. Namun, untuk memperoleh air minum yang baik dan sesuai dengan standar tertentu saat ini telah menjadi komoditas yang mahal. Seperti yang diamalkan bahwa pada tahun-tahun dan masa-masa yang akan datang air akan menjadi lebih mahal dibandingkan dengan harga BBM dan bahan bakar lainnya. Itulah yang disebut dengan komoditas yang mahal. Saat ini, segelas air minum dalam kemasan sudah sangat mahal. Ini sangat merugikan banyak masyarakat terutama bagi yang kurang mampu. Hal ini disebabkan karena makin sulitnya ketersediaan air bersih. Selain itu, air yang bersih juga didambakan manusia untuk keperluan sehari-hari, untuk keperluan industri, untuk kebersihan sanitasi lingkungan maupun untuk keperluan pertanian dan lain sebagainya (Vqfereinzha, 2012) .
Keadaan sanitasi lingkungan di sekitar aliran sungai pondok hijau terlihat sangat buruk. Padahal sungai ini terletak di sekitar pemukiman warga. Seharusnya air sungai di pondok hijau ini terjaga kebersihannya, namun kenyataannya karena kurangnya kepedulian warga terhadap lingkungan di sekitar aliran sungai ini, sehingga terkesan tidak terurus. Hal ini terlihat dari adanya sampah yang tersebar di sekitar aliran sungai baik sampah organik maupun anorganik yang dapat menghambat aliran air jika terbawa arus sungai. Jika ini terus terjadi dapat menyebabkan bencana banjir dan penyebab penyakit endemik. Buruknya sanitasi lingkungan di pondok hijau selain terlihat dari tumpukan sampah yang bersebaran di pinggir sungai, juga terlihat dari warna air yang keruh, kotor, dan sedikit berbau. Keadaan seperti ini jelas menunjukkan bahwa sanitasi di sekitar aliran sungai ini termasuk dalam kategori sungai dengan sanitasi yang buruk dan tidak dapat digunakan untuk dikonsumsi.
Menurut Vqfereinzha ( 2012)  air minum yang bersih dan memenuhi standar tertentu merupakan air minum yang dapat kita konsumsi, ciri-cirinya antara lain tidak berbau, bebas dari polutan, air dengan kadar oksigen yang tinggi, air dengan pH yang normal, serta tidak berwarna dan tidak keruh.

2.2 Kualitas Air Aliran Sungai Pondok Hijau
            Air merupakan sumber kehidupan, tentunya kita sebagai pengkonsumsi sudah seharusnya menjaga air supaya kualitasnya tetap baik. Namun pada kenyataannya, semakin hari kualitas air semakin menurun, dibuktikan dengan banyak terjadi permasalah seperti krisis air bersih yang ditemukan di beberapa tempat. Kualitas air tentunya sangat mempengaruhi kehidupan manusia.
Kualitas Air harus memenuhi syarat kesehatan yang meliputi persyaratan mikrobiologi, fisika, kimia dan radioaktif
Kualitas air yang baik secara fisik dalam artikel lingkungan hidup adalah;
1. Rasa
Kualitas air bersih yang baik adalah tidak berasa. Rasa dapat ditimbulkan karena adanya zat organik atau bakteri.usur lain yang masuk kedalam badan air
2. Bau
Kualitas air bersih yang baik adalah tidak berbau, karena bau ini dapat ditimbulkan oleh pembusukan zat organik seperti bakteri serta kemungkinan akibat tidak langsung dari pencemaran lingkungan, terutama sistem sanitasi.



3. Suhu
Secara umum, kenaikan suhu perairan akan mengakibatkan kenaikan aktifitas biologi sehingga akan membentuk O2 lebih banyak  lagi. Kenaikan suhu perairan secara alamiah biasanya disebabkan oleh aktifitas penebangan vegetasi di sekitar sumber air tersebut, sehingga menyebabkan banyaknya cahaya matahari yang masuk tersebut mempengaruhi akuifer yang ada secara langsung atau tidak langsung.
4. Kekeruhan
Kekeruhan air dapat ditimbulkan oleh adanya bahan-bahan organik dan anorganik, kekeruhan juga dapat mewakili warna. Sedang dari segi estetika kekeruhan air dihubungkan dengan kemungkinan hadirnya pencemaran melalui buangan sedang warna air tergantung pada warna buangan yang memasuki badan air.
5. TDS atua jumlah zat padat terlarut (total dissolved solids)
Adalah bahan padat yang tertinggal sebagai residu pada penguapan dan pengeringan pada suhu 103 C – 105 C dalam portable water kebanyakan bahan bakar terdapat dalam bentuk terlarut yang terdiri dari garam anorganik selain itu juga gas-gas yang terlarut.
Kandungan total solids pada portable water biasanya berkisaran antara 20 sampai dengan 1000 mg/l dan sebagai suatu pedoman kekerasan dari air akan meningkatnya total solids, disamping itu pada semua bahan cair jumlah koloit yang tidak terlarut dan bahan yang tersuspensi akan meningkat sesuai derajat dari pencemaran (sutrisno, 1991).
Jika terjadi ketidak sesuaian dalam syarat kualitas air, maka air tersebut dapat dikatakan tercemar. Indikator atau tanda bahwa air lingkungan telah tercemar adalah adanya perubahan atau tanda yang dapat diamati yang dapat digolongkan menjadi :
Pengamatan secara fisis, yaitu pengamatan pencemaran air berdasarkan tingkat kejernihan air (kekeruhan), perubahan suhu, warna dan adanya perubahan warna, bau dan rasa.

Pengamatan secara kimiawi, yaitu pengamatan pencemaran air berdasarkan zat kimia yang terlarut, perubahan pH.
Pengamatan secara biologis, yaitu pengamatan pencemaran air berdasarkan mikroorganisme yang ada dalam air, terutama ada tidaknya bakteri pathogen.
Dalam pengamatan yang dilakukan di sungai pondok hijau, pengamatan lebih menitik beratkan pada sifat fisik air sungai dan adanya organisme yang terdapat dalam air. Kondisi fisisk air sungai Pondok Hijau menunjukan ciri-ciri sungai yang telah tercemar dan kualitas airnya sudah tidak baik. Air sungai Pondok hijau terlihat keruh dan menimbulkan bau yang tidak sedap. Selain itu, Organisme yang ditemukan di Sungai Pondok Hijau yakni Cironomidae yang merupakan salah satu makrozoobentos yang dijadikan salah satu hewan untuk indikator air tercemar.

2.3 Permasalahan yang terjadi akibat keadaan Sanitasi lingkungan dan kebersihan air di aliran sungai Pondok Hijau
Aliran sungai yang berada di Pondok Hijau berasal dari Jayagiri dan melewati Parongpong yang notabenenya daerah pertanian dan peternakan. Secara tidak langsung air yang mengalir dari Jayagiri tersebut melewati dan membawa limbah-limbah organik dan anorganik dari daerah Parongpong. Menurut salah satu warga, ketika hujan air sungai yang melewati daerah Parongpong terkadang meluap dan membawa materi-materi kimia yang terdapat dari pupuk dan juga kotoran-kotoran ternak disana. Hal ini jelas berdampak bagi aliran sungai di Pondok Hijau, karena selain air menjadi kotor dan tidak bisa dipakai untuk keperluan-keperluan rumah tangga, ketika sungai meluap atau ketika musim penghujan tiba seringkali tercium aroma yang tidak sedap dari aliran sungai Pondok Hijau tersebut. Ini juga diperparah dengan semakin menumpuknya sampah disana, baik yang berasal dari hanyutan-hanyutan aliran sebelumnya ataupun buangan-buangan sampah dari warga setempat. Tidak adanya penanggulangan untuk hal ini menjadikan aliran sungai yang ada di Pondok Hijau semakin tidak terurus. Pihak-pihak yang berkepentingan di daerah tersebut pun seakan membiarkan keadaan sungai tanpa adanya upaya lebih lanjut untuk memperbaiki kualitas air disana.
Sementara itu keberadaan sampah yang mungkin terbawa atau menumpuk di sekitar sungai juga menyebabkan bau tak sedap dan dapat menjadi penyebab penyakit endemik yang akan berdampak juga pada kesehatan warga sekitar aliran sungai.
2.4 Upaya yang Dilakukan dalam Menangani Masalah Lingkungan Aliran Sungai di Pondok Hijau
       Sejauh ini upaya yang dapat kita lakukan untuk menangani masalah lingkungan aliran sungai di Pondok Hijau :
1)      Tidak membung sampah ke aliran sungai, baik sampah organik maupun sampah anorganik. Agar tidak terjadi penyumbantan aliran sungai dan penumpukan sampah disekitar sungai.
2)      Mengurangi intensitas pembuangan limbah, baik berupa limbah rumah tangga maupun limbah yang berasal dari pabrik.
3)      Pembuatan sanitasi agar air sungai tidak tercemar
4)      Jika disekitar aliran sungai terdapat pabrik sebaiknya limbah dari pabrik tersebut dilakukan penyaringan terlebih dahulu.
5)      Menciptakan tempat pembuangan sampah yang cukup dan memadai. Hal ini mutlak dilakukan karena sampah berkontribusi tinggi terhadap pencemaran air di sungai.
6)      Melakukan penyaringan limbah peternakan. Sehingga limbah yang nantinya bercampur dengan air sungai bukan limbah yang berbahaya.
7)      Melakukan kegiatan gotong royong di warga sekitar aliran sungai pondok hijau dengan membersihkan sampah-sampah yang terdapat di sekitar aliran sungai.
8)      Menanamkan sikap peduli terhadap lingkungan untuk menjaga kualitas air sungai agar tetap terjaga kebersihannya.

BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
1.        Keadaan sanitasi lingkungan di sekitar aliran sungai wilayah perumahan pondok hijau dapat dinyatakan buruk karena kurangnya perhatian dari warga di daerah sekitar aliran sungai sehingga menyebabkan banyaknya sampah dipinggiran sungai dan kondisi air yang keruh dan sedikit berbau dan tidak dapat dikonsumsi.
2.      Kejernihan atau kebersihan air di sepanjang aliran sungai wilayah perumahan pondok hijau menunjukan ciri-ciri sungai yang telah tercemar dan kualitas airnya sudah tidak baik. Juga ditemukkannya organisme Cironomidae yang merupakan salah satu makrozoobentos yang dijadikan salah satu hewan untuk indikator air tercemar.
3.      Keadaan aliran air yang terjadi di wilayah perumahan pondok hijau ini menyebabkan permasalahan lingkungan. Airnya sudah tidak dapat digunakan untuk keperluan sehari-hari, airnya menimbulkan bau yang menyengat apabila datang musim penghujan serta dapat menimbulkan penyakit endemik.
4.      Upaya menangani masalah lingkungan cukup beragam dengan tidak membuang sampah ke aliran sungai, mengurangi intensitas pembuangan limbah, dan meningkatkan kepedulian terhadap keadaan sungai.

3.2 Saran
Keadaan sanitasi di wilayah perumahan Pondok Hijau belum sepenuhnya tercemar. Keadaan tersebut dapat diperbaiki dengan cara menambah kepedulian warga akan terjaganya kebersihan lingkungan disekitar daerah aliran sungai. Juga mengadakan pengujian terhadap limbah yang akan dibuang ke aliran sungai oleh lembaga yang berwenang untuk meninjau kembali kandungan limbah yang mungkin dapat menurunkan kualitas air sungai.

DAFTAR PUSTAKA

Notoadmodjo. 2008. Sanitasi Lingkungan. [Online]. Tersedia di: http://creasoft.wordpress.com/2008/04/15/sanitasi-lingkungan/ . Diakses pada tanggal 23 April 2014
Sutrisno. 1991. Artikel Lingkungan Hidup.tersedia. [Online]. Tersedia di:  http://www.artikellingkunganhidup.com/ciri-ciri-kualitas-air-yang-baik-secara-fisiknya.html . Diakses pada tanggal 23 April 2014
Vqfereinzha. 2012.  Sanitasi dan pengamanan Air Minum . [Online]. Tersedia di: http://memeybillclass.blogspot.com/2012/03/sanitasi-dan-pengamanan-air-minum.html . Diakses pada tanggal 23 April 2014
Yanti. 2010. Indikator air di Lingkungan Tercemar. [Online]. Tersedia di:   http://fyantinanogado.blogspot.com/2010/03/tr-9-indikator-air-lingkungan-yang.html . Diakses pada tanggal 23 April 2014

Zainal. 2013. Sanitasi Lingkungan. [Online]. Tersedia di:  http://zainal-a--fkm10.web.unair.ac.id/artikel_detail-35874-Sanitasi-Sanitasi%20Lingkungan.html . Diakses pada tanggal 23 April 2014

Komentar

Postingan populer dari blog ini

PEMBUATAN 100 ml LARUTAN ALKOHOL DENGAN KONSENTRASI 50%

makalah yoghurt

UJI BENEDICT